Kamis, 28 Maret 2013

Makalah Hakikat Strategi Pembelajaran


STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI
 (SPB)





DISUSUN OLEH:
Redita Alvionita               (06111009001)
Miken Marpenca              (06111009015)
Nurul Fitri Aprianti          (06111009025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013


PENDAHULUAN
Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru/pengajar adalah mengelola pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara dua subjek pembelajaran; guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing; sedang peserta didik sebagai yang ,mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran.
Dalam perkembangan pendidikan dan meningkatnya kualitas pendidikan, siswa tidak cukup hanya berbekal penguasaan teori, tetapi juga harus memahami maksud dan tujuan dari teori yang sudah disampaikan. Selain penguasaan teori, melibatkan langsung siswa dalam pembelajaran sangat efektif unutuk membuat siswa lebih mudah mengingat teori yang sudah disampaikan. Selama ini yang terjadi dalam dunia pendidikan, siswa belajar hanya dengan membaca, mendengar, dan memutuskan materi       tanpa tahu apa yang dimaksud karena sulit untuk memahaminya dan menjadi membosankan. Tapi  jika pelajaran melibatkan langsung siswa dalam memecahnkan masalah maka pembelajaran akan menyenangkan, lebih mudah untuk diterima dan diingat.
Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi hanya berhasil mengingat dalam jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam jangka panjang. Tugas guru tidak hanya membuat anak berhasil menguasai materi tetapi juga memahami. Sehingga nguru harus mempunyai strategi pembelajaran agar siswa dapat lebih mudah memahami setiap pelajaran yang kita sampaikan dan cara mengajar guru tidak monoton.
Sumber belajar tidak hanya dari guru dan buku, tetapi juga dari media cetak, elektronik dan dari lingkungan sekitar.
            Strategi pembelajaran membantu guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang sesuai. Strategi pembelajaran fokus pada apa yang dilakukan guru dan siswa serta apa yang mereka lakukan, tidak hanya pemberian dan penguasaan teori, tetapi juga memperhatikan kecakapan hidup bagi siswa. Strategi pembelajaran dapat memberikan kegiatan yang beragam, melibatkan secara langsung siswa lebih aktif dan responsif.

 
ISI
A.    Pengertian hakikat Strategi Pembelajaran

Secara bahasa , strategi bisa diartikan sebagai “siasat, kiat, trik, atau cara”. Sedang secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

            Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan,method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J.R. David, 1976). Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pndidikan tertentu.
            Dua hal yang dicermati dari pengertian di atas.pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.
Adapun strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau dengan kata lain, strategi pembelajaran merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu


Pengertian strategi pembelajaran menurut para ahli
·         Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
·         Dick and Carey (1985) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
·         Alwi Suparman (1999) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa strategi pembelajaran adalah prosedur yang dipilih pendidik dalam mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran dari beberapa komponen pembelajaran(materi pembelajaran, peserta didik, waktu,alat,  bahan, metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan).
B.     Jenis- Jenis Strategi Pembelajaran
            Rowntree (1974) mengelompokkan strategi pembelajaran ke dalam strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.
·         Strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy killen menyebutkan dengan strategi pembelajaran langsung(direct instruction), sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa; siswa tidak dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasai secara penuh. Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi.
Berbeda dengan strategi discovery .Dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya.Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung.
·         Strategi pembelajran individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajae sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio.
·         Strategi pembelajaran kelompok. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga siswa belajar dalam  kelompok-kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan biasa-biasa saja ; sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif.
·         Stategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi ; atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus.
·         Strategi pembelajaran induktif. Pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.
Berdasarkan direktorat tenaga kependidikan, paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni:
·         Strategi pengorganisasian pembelajaran
Reigeluth, Bunderson, dan Meril (1997) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, ataup rosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasiisi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan,membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembauatn rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsep serta kaitan yang sudah diajarkan.

·         Strategi penyampaian pembelajaran
Strategi penyapaian isi pembelajaran merupakan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah:
o   Menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar
o   Menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja
·         Strategi pengelolaan pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tetang strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.

C.    Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.
a.       Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
b.      Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
c.       Pertimbangan dari sudut siswa.
d.      Pertimbangan-pertimbangan lainnya.

D.    Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan
Yang dimaksud prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran.Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.
Prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pemblajaran yang perlu dipahami guru :
1.      Berorientasi pada tujuan
Keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru.
2.      Aktivitas
Belajar adalah berbuat ; memperoleh pengalaman tetentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik , akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
3.      Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun seorang guru mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap siswa.Guru yang baik dan profesional manakala Ia menangani 50 orang siswa , seluruhnya berhasil mencapai tujuan ; dan sebaliknya, dikatakan guru yang tidak baik atau tidak berhasil manakala Ia menangani 50 orang siswa, 49 tidak berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu , dilihat dari segi jumlah siswa sebaiknya standar keberhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses pembelajaran.
4.      Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.Penggunaan metode diskusi, contohnya, guru harus dapat merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong siswa agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan.

E.     Dasar Strategi untuk Batasan Pembelajaran
Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan.
Menurut Mansyur (1991), batasan pembelajaran  yang bersifat umum mempunyai 4 dasar strategi, yakni:
1.      Mengindentifikasi serta menetapkan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.
2.      Mempertimbangkan dan memilah sistem pembelajaran yang tepat untuk mencapai sasaran yang akurat.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
4.      Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran yang selanjutnya akan di jadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
      Dari keempat uraian di atas, jika diterapkan dalam konteks kegiatan pembelajaran, maka strategi pembelajaran pada dasarnya memiliki implikasi sebagai berikut:
1.      Proses mengenal karakteristik dasar anak didik yang harus dicapai melalui pembelajaran.
2.      Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan kultur, aspirasi, dan pandangan filosofis masyarakat.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik mengajar.
4.      Menetapkan norma-norma atau kriteria-kriteria keberhasilan belajar. 

F.     Beberapa istilah dalam strategi pembelajaran
Beberapa istilah yang hampir sama dengan strategi yaitu metode, pendekatan, teknik atau taktik dalam pembelajaran.
a.       Metode
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapatai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjukan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
b.      Pendekatan
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
c.       Teknik
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang harus dilakuan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien. Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatiakn kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari setelah makan siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.
d.      Taktik
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik sifatnya lebih individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan konsisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukan secara berebda, misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapakn guru akan tergantung pada pendekataan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan startegi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu sertiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.

G.    Komponen strategi pembelajaran
            Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes,  dan (5) kegiatan lanjutan.
            Pada bagian berikut akan diuraikan penjelasan masing-masing komponen disertai contoh penerapannya dalam proses pembelajaran.
1.      Kegiatan pembelajaran pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan.
Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Cara guru memperkenalkan materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru meyakinkan apa manfaat mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu akan sangat memengaruhi motivasi belajar peserta didik. Persoalan motivasi ekstrinsik ini menjadi sangat penting bagi peserta didik yang belum dewasa, sedangkan motivasi intrinsik sangat penting bagi peserta didik yang lebih dewasa karena kelompok ini lebih menyadari pentingnya kewajiban belajar serta manfaat bagi mereka.
Secara spesifik, kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan melalui teknik-teknik berikut:
a)      Jelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh semua siswa di akhir kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan menyadari pengetahuan,keterampilan,sekaligus manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari pokok bahasan tersebut. Demikian pula, perlu dipahami oleh guru bahwa dalam menyampaikan tujuan, hendaknya digunakan kata-kata dan bahasa yang mudah dimengerti. Pada umumnya penjelasan dilakukan dengan menggunakan ilustrasi kasus yang sering dialami peserta didik.
b)      Lakukan apersepsi, berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari. Tunjukan pada peserta didik tentang eratnya hubungan antara pengetahuan yang telah mereka miliki dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan ini akan menimbulan rasa percaya dirisehingga mereka terhindar dari rasa cemas dan takut menemui kegagalan.
2.      Penyampaian Informasi
Penyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu  kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini merupakan salah satu omponen dari strategi pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti. Guru yang mampu menyampaikan informasi dengan baik, tetai tidak melakukan pendhuluan dengan mulus akan menghadapi kendala daam kegiatan pembelajaran berikutnya.
            Dalam kegiatan ini, guru juga harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang dihadapinya. Dengan demikian, informai yang disampaikan dapat diserap oleh peserta didik dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dslm penyampaian informasai adalah urutan ruang lingkup dan jenis materi.
a)      Urutan penyampaian
Urutan penyampaian materi pelajaran harus menggunakan pola yang tepat. Urutan materi yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat konkret ke hal-hal yang  bersifat abstrak. Selain itu, perlu juga diperhatikan materi disampaikan secara berurutan, misalnya dari teori ke praktik ke teori. Urutan penyampaian informasi sistematis akan memudahkan peserta didik cepat memahami apa yang ingin disamapaikan gurunya.
b)      Ruang lingkup materi yang disampaikan
Besar kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangat bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari. Umumnya ruang lingkup sudah tergambar pada saat penentuan tujuan pembelajaran.
Hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memperkirakan besar kecilnya materi adalah penerapan teori Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bahwa bagian-bagian kecil merupakan satu kesatuan yang bermakana apabila dipelajari secara keseluruhan, dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi. Atas dasar teori tersebut perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
·         Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil seperti dalam pembelajaran terprogram(programmed instruction)
·         Apakah materi akan disampaikan secara global/ keseluruhan dulu baru ke bagian-bagian. keseluruhan dijelaskan melalui pembahasan isi buku, selanjutnya bagian-bagian dijelaskan mellui uraian per bab.
c)      Materi yang akan disampaikan
Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap(berisi pendapat, ide, saran atau tanggapan) (Kemp, 1977). Merril (1977:37) membedakan isi pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu fakta,konsep,prosedur,dan prinsip. Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlikan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis materi pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.

3.      Partisipasi Peserta Didik
Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Hal ini dikenal dengan CBSA(Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dari SAL (student activ training) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey, 1978:108). Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan dengan partisipasi peserta didik, yang sebagai berikut:
a)      Latihan dan praktik seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan,sikap,atau keterampilan tertentu. Agar materi tersebut benar-benar terinternalisasi(relatif mantap dan termantapkan dalam diri mereka) maka kegiatan selanjutnya adalah hendaknya peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih atau mempraktikkan pengetahuan,sikap,atau keterampilan tersebut.
b)      Umpan Balik
Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku sebagai hasil belajarnya, maka guru memberikan umpan balik(feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru,peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan benar/salah, tepat/tidak tepat, atau ada sesuatu yang diperbaiki. Umpan balik dapat berupa penguatan positif (baik,bagus,tepat sekali,dan sebagainya), diharapkan perilaku tersebut akan terus dipelihara atau ditunjukkan oleh peserta didik. Sebaliknya, melalui penguatan negatif (kurang tepat,salah,perlu disempurnakan,dan sebagainya), diharapkan perilaku tersebut akan dihilangkan atau peserta didik tidak akan melakukan kesalahan serupa.
4.      Tes
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui (a) apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum, dan (b) apakah pengetahuan sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
            Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik.
a)      Di akhir kegiatan belajar setiap peserta didik dapat menyebutkan 4 dari 5 ciri makhluk hidup dengan benar. Standar keberhasilannya adalah apabila minimal peserta didik dapat menyebutkan 3 dari 5 ciri makhluk hidup atau tingkat penguasaan berkisar 80%-85%.
b)      Soal tes objektif dengan 4 pilihan terdiri atas 20 nomor, peserta didik dianggap menguasai materi apabila ia dapat mengerjakan 80%-85% soal dengan benar.


5.      Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam keyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai, (b) peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.

H.    Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan, mulai dari yang sangat operasional dan konkret. Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran antara serta sasaran kegiatan. Sasaran itu harus diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan.
Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem belajar mengajar meliputi sejumlah komponen antara lain tujuan pembelajaran, bahan ajar, siswa yang menerima pelayanan belajar, guru, metode dan pendekatan, situasi, dan evalusi kemajuan belajar. Agar tujuan tiu dapat tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan dengan baik sehingga sesama komponen itu terjadi kerjasama.

I.       Konsep belajar
Banyak definisi para ahli tentang belajar , di antaranya sebagai berikut:
1.      Skinner (Dalam Barlow, 1985), mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
2.      C.T.Morgan dalam Introduction to Psychology(1962) merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
3.      Thursan Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efektif (2002), mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuannya.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Walaupun tidak semua termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya.
Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri,  adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik. Ketika seseorang anak mendpatkan hasil tes yang bagus tidak bisa dikatakan sebagai belajar apabila hasil tesnya itu didapat dengan cara tidak benar, misalnya hasil mencontek.

J.      Konsep mengajar
Mengajar merupakan suatu proses yang komplek. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa. Dalam arti, membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri(Muhammad Ali,1992)
Bohar Suharto(1997) mendefinisikan, mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan.
Hasibuan (2000) menyebutkan bahwa konsep mengajar dalam proses perkembangannya masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan. Pandangan semacam ini masih umum diguanakan di kalangan pengajar. Hasil penelitian dan pendapat para ahli sekarang ini lebih menyempurnakan konsep tradisional di atas.
Mengajar menurut pengertian mutakhir merupakan suatu perbuatan yang kompleks. Perbuatan mengajar yang kompleks dapat diterjmahkan sebagai penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pengajaran.
Atau dengan gaya bahasa lain, mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswayang memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.
Kedudukan guru dalam pengertian ini sudah tidak dapat lagi dipandang sebagai penguasa tunggal dalam kelas atau sekolah, tetapi dianggap sebagai manager of learning(pegelola belajar) yang perlu senantiasa siap membimbing dan membantu para siswa dalam menempuh perjalanan menuju kedewasaaan mereka sendiri yang utuh dan menyendiri.
 


PENUTUP
Kesimpulan
            Strategi pembelajaran  dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapati tujuan pendidikan tertentu. Jika dicermati pengertian tersebut, maka kita akan mendapatkan 2 hal yang menjadi pokok bahasan, yang pertama adalah strategi pembelajaran sebagai rencana kegiatan dalam pembelajaran termasuk pemilihan metode dan pemanfaatan media atau alat bantu lainnya. Kedua, strategi pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang, mulai dari yang sangat operasional dan konkret yakni tujuan pembelajaran khusus, tujuan pembelajaran umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional, sampai pada tujuan yang bersifat universal.
            Ada 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan lanjutan. Komponen-komponen tesebut harus dilaraskan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu perlu ditunjang pula dengan menggunakan berbagai macam jenis metode, bahan ajar, materi pembelajaran, pendekatan, teknik dan taktik dalam strategi pembelajaran.
            Secara khusus dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, pembantu tercapaianya tujuan pembelajaran dll. Sebaik-baiknya strategi yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dan penggunaan metode serta bahan ajar yang jelas, tujuan pembelajaran tidak akan maksimal jika guru tidak memahami aspek pribadi anak didiknya, seperti: kecerdasarn dan bakat khusus, prestasi sejak permulaan sekolah, perkembangan jasmani dan kesehatan, kecenderungan emosi dan karaternya, sikap dan minat belajar, cita-cita, kebiasan belajar dan bekerja, hobi dan penggunaan waktu senggang, hubungan sosial di sekolah dan di rumah, latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal,  sifat-sifat khusus dan kesulitan belajar anak didik. Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evaluasi, selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar para siswa kepada kepala sekolah, orang tua, serta instansi yang terkait.
            Pengaplikasian strategi pembelajaran pada waktu yang tepat, akan menciptakan situasi kelas yang nyaman, tidak monoton dan tetap interaktif walau kegiatan belajar mengajar di lakukan siang hari. Antusias peserta didik akan tampak karena penerapan metode pembelajaran telah disusaikan dengan berbagai faktor yang akan menggangu kelangsungan belajar, tujuan yang ingin dicapai, materi pembelajaran, dan sudut pandang siswa serta masih banyak lagi.   Kepiawaian guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.


Daftar Pustaka
Dharman, Surya.(2008). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasioal
Fathurrohman, Pupuh & M.Sobry Sutikno. 2009.Strategi Belajar Mengajar.Bandung:PT Refika Aditama.
Rohani,Ahmad. 2004.Pengelolaan Pengajaran.Jakarta:Rineka Cipta.
Sanjaya,Wina.2009.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:Kencana.
Subana,M. dan Sunarti.2011.Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.Bandung:Pustaka Setia.
Uno, Hamzah B.2007.Model Pembelajaran.Jakarta:PT Bumi Aksara.

.


0 komentar:

Posting Komentar