STRATEGI
PEMBELAJARAN BIOLOGI
(SPB)
DISUSUN
OLEH:
Redita
Alvionita (06111009001)
Miken Marpenca
(06111009015)
Nurul Fitri Aprianti (06111009025)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2013
PENDAHULUAN
Tugas dan tanggung jawab utama seorang
guru/pengajar adalah mengelola pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis,
efisien yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif diantara
dua subjek pembelajaran; guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta
pembimbing; sedang peserta didik sebagai yang ,mengalami dan terlibat aktif
untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran.
Dalam perkembangan pendidikan dan
meningkatnya kualitas pendidikan, siswa tidak cukup hanya berbekal penguasaan
teori, tetapi juga harus memahami maksud dan tujuan dari teori yang sudah
disampaikan. Selain penguasaan teori, melibatkan langsung siswa dalam
pembelajaran sangat efektif unutuk membuat siswa lebih mudah mengingat teori
yang sudah disampaikan. Selama ini yang terjadi dalam dunia pendidikan, siswa
belajar hanya dengan membaca, mendengar, dan memutuskan materi tanpa tahu apa yang dimaksud karena
sulit untuk memahaminya dan menjadi membosankan. Tapi jika pelajaran melibatkan langsung siswa
dalam memecahnkan masalah maka pembelajaran akan menyenangkan, lebih mudah
untuk diterima dan diingat.
Pembelajaran yang berorientasi pada
penguasaan materi hanya berhasil mengingat dalam jangka pendek tetapi gagal
dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam jangka panjang. Tugas guru
tidak hanya membuat anak berhasil menguasai materi tetapi juga memahami.
Sehingga nguru harus mempunyai strategi pembelajaran agar siswa dapat lebih
mudah memahami setiap pelajaran yang kita sampaikan dan cara mengajar guru
tidak monoton.
Sumber
belajar tidak hanya dari guru dan buku, tetapi juga dari media cetak,
elektronik dan dari lingkungan sekitar.
Strategi pembelajaran membantu guru
untuk mengembangkan model pembelajaran yang sesuai. Strategi pembelajaran fokus
pada apa yang dilakukan guru dan siswa serta apa yang mereka lakukan, tidak
hanya pemberian dan penguasaan teori, tetapi juga memperhatikan kecakapan hidup
bagi siswa. Strategi pembelajaran dapat memberikan kegiatan yang beragam, melibatkan
secara langsung siswa lebih aktif dan responsif.
ISI
A.
Pengertian
hakikat Strategi Pembelajaran
Secara bahasa , strategi bisa diartikan sebagai “siasat, kiat, trik, atau cara”. Sedang secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam dunia pendidikan, strategi
diartikan sebagai a plan,method, or
series of activities designed to achieves a particular educational goal
(J.R. David, 1976). Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pndidikan tertentu.
Dua hal yang dicermati dari
pengertian di atas.pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan(rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
metode dan pemanfaaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini
berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana
kerja belum sampai pada tindakan. Kedua,
strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.Artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.Dengan demikian,
penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan
sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.Oleh sebab itu,
sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat
diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu
strategi.
Adapun strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai
pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau dengan kata lain, strategi
pembelajaran merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan pengajaran tertentu
Pengertian strategi
pembelajaran menurut para ahli
·
Kemp (1995) menjelaskan
bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
·
Dick and Carey (1985)
menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan
prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa.
·
Alwi Suparman (1999)
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan
kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik, peralatan,
bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan
bahwa strategi pembelajaran adalah prosedur yang dipilih pendidik dalam
mengelola secara
sistematis kegiatan pembelajaran dari beberapa komponen pembelajaran(materi
pembelajaran, peserta didik, waktu,alat,
bahan, metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan).
B.
Jenis-
Jenis Strategi Pembelajaran
Rowntree (1974) mengelompokkan strategi
pembelajaran ke dalam strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok
dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual
learning.
·
Strategi exposition,
bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut
untuk menguasai bahan tersebut. Roy killen menyebutkan dengan strategi
pembelajaran langsung(direct instruction), sebab dalam strategi ini, materi
pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa; siswa tidak dituntut untuk
mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasai secara penuh. Dengan demikian,
dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi.
Berbeda
dengan strategi discovery .Dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan
ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru
lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya.Karena sifatnya
yang demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak
langsung.
·
Strategi pembelajran
individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan
keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa
yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain
untuk belajae sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar
melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio.
·
Strategi pembelajaran kelompok.
Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar
kelompok itu bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal;
atau bisa juga siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil semacam buzz
group. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual.
Setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat
terjadi siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang
mempunyai kemampuan biasa-biasa saja ; sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan
kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan
strategi pembelajaran induktif.
·
Stategi pembelajaran
deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari
konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan
ilustrasi-ilustrasi ; atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal
yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkret. Strategi
ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus.
·
Strategi pembelajaran
induktif. Pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang
konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada
materi yang kompleks dan sukar. Strategi ini kerap dinamakan strategi
pembelajaran dari khusus ke umum.
Berdasarkan direktorat tenaga kependidikan, paling tidak
ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni:
·
Strategi
pengorganisasian pembelajaran
Reigeluth, Bunderson, dan Meril (1997) menyatakan
strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang
mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur
dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu
kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu
konsep, ataup rosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk
mengorganisasiisi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau
prosedur atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata
urusan,membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan.
Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan
konsep apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu
pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan.
Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembauatn rangkuman
mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsep
serta kaitan yang sudah diajarkan.
·
Strategi
penyampaian pembelajaran
Strategi penyapaian isi
pembelajaran merupakan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah:
o Menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar
o Menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan
pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja
·
Strategi
pengelolaan pembelajaran
Strategi pengelolaan
pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana
menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya.
Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tetang strategi penyampaian
yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 klasifikasi
penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan
kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
C.
Pertimbangan
Pemilihan Strategi Pembelajaran
Sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat
digunakan, ada beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan.
a. Pertimbangan
yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Pertimbangan
yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
c. Pertimbangan
dari sudut siswa.
d. Pertimbangan-pertimbangan
lainnya.
D.
Prinsip-prinsip
Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan
Yang
dimaksud prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menggunakan strategi pembelajaran.Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran
adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai
semua tujuan dan semua keadaan.
Prinsip-prinsip
umum penggunaan strategi pemblajaran yang perlu dipahami guru :
1. Berorientasi
pada tujuan
Keberhasilan suatu strategi pembelajaran
dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.Tujuan
pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru.
2. Aktivitas
Belajar adalah berbuat ; memperoleh
pengalaman tetentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, Strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan
terbatas pada aktivitas fisik , akan tetapi juga meliputi aktivitas yang
bersifat psikis seperti aktivitas mental.
3. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan
setiap individu siswa. Walaupun seorang guru mengajar pada sekelompok siswa,
namun pada hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap
siswa.Guru yang baik dan profesional manakala Ia menangani 50 orang siswa ,
seluruhnya berhasil mencapai tujuan ; dan sebaliknya, dikatakan guru yang tidak
baik atau tidak berhasil manakala Ia menangani 50 orang siswa, 49 tidak
berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu , dilihat dari segi
jumlah siswa sebaiknya standar keberhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya.
Semakin tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses
pembelajaran.
4. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha
mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan
kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif
dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi.Penggunaan
metode diskusi, contohnya, guru harus dapat merancang strategi pelaksanaan
diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja, tetapi
harus mendorong siswa agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan.
E.
Dasar
Strategi untuk Batasan Pembelajaran
Untuk
melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap
tentang kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
belajar yang telah dirumuskan.
Menurut Mansyur
(1991), batasan pembelajaran yang
bersifat umum mempunyai 4 dasar strategi, yakni:
1. Mengindentifikasi
serta menetapkan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.
2. Mempertimbangkan
dan memilah sistem pembelajaran yang tepat untuk mencapai sasaran yang akurat.
3. Memilih
dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang dianggap paling
tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam menunaikan
kegiatan mengajar.
4. Menetapkan
norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan
evaluasi hasil kegiatan pembelajaran yang selanjutnya akan di jadikan umpan
balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara
keseluruhan.
Dari
keempat uraian di atas, jika diterapkan dalam konteks kegiatan pembelajaran,
maka strategi pembelajaran pada dasarnya memiliki implikasi sebagai berikut:
1. Proses
mengenal karakteristik dasar anak didik yang harus dicapai melalui
pembelajaran.
2. Memilih
sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan kultur, aspirasi, dan pandangan
filosofis masyarakat.
3. Memilih
dan menetapkan prosedur, metode dan teknik mengajar.
4. Menetapkan
norma-norma atau kriteria-kriteria keberhasilan belajar.
F.
Beberapa istilah dalam strategi pembelajaran
Beberapa istilah yang hampir sama dengan strategi yaitu
metode, pendekatan, teknik atau taktik dalam pembelajaran.
a.
Metode
Metode merupakan upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapatai secara optimal. Metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjukan pada sebuah
perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian strategi dapat
dilaksanakan dengan berbagai metode.
b.
Pendekatan
Pendekatan merupakan titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Strategi dan metode
pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan
tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam
pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang
berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajran discovery dan inkuiri
serta strategi pembelajaran induktif.
c.
Teknik
Teknik adalah cara yang
dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya,
cara yang harus dilakuan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien.
Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya
memperhatiakn kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari setelah
makan siang dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika
ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.
d.
Taktik
Taktik adalah gaya seseorang
dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik sifatnya lebih
individual, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam
situasi dan konsisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukan secara
berebda, misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya
bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami.
Dari penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapakn guru akan
tergantung pada pendekataan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan
startegi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya
menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya
relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu sertiap guru memiliki taktik
yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.
G.
Komponen
strategi pembelajaran
Dick dan Carey (1978) menyebutkan
bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan
pembelajaran pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta
didik, (4) tes, dan (5) kegiatan lanjutan.
Pada bagian berikut akan diuraikan
penjelasan masing-masing komponen disertai contoh penerapannya dalam proses
pembelajaran.
1. Kegiatan
pembelajaran pendahuluan
Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari
suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada
bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi
pelajaran yang akan disampaikan.
Kegiatan pendahuluan
yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik. Cara guru memperkenalkan materi pelajaran melalui contoh-contoh
ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru meyakinkan apa manfaat
mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu akan sangat memengaruhi motivasi
belajar peserta didik. Persoalan motivasi ekstrinsik ini menjadi sangat penting
bagi peserta didik yang belum dewasa, sedangkan motivasi intrinsik sangat
penting bagi peserta didik yang lebih dewasa karena kelompok ini lebih
menyadari pentingnya kewajiban belajar serta manfaat bagi mereka.
Secara spesifik, kegiatan pembelajaran
pendahuluan dapat dilakukan melalui teknik-teknik berikut:
a) Jelaskan
tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh semua siswa di
akhir kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan menyadari
pengetahuan,keterampilan,sekaligus manfaat yang akan diperoleh setelah
mempelajari pokok bahasan tersebut. Demikian pula, perlu dipahami oleh guru
bahwa dalam menyampaikan tujuan, hendaknya digunakan kata-kata dan bahasa yang
mudah dimengerti. Pada umumnya penjelasan dilakukan dengan menggunakan
ilustrasi kasus yang sering dialami peserta didik.
b) Lakukan
apersepsi, berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama
dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari. Tunjukan pada peserta didik
tentang eratnya hubungan antara pengetahuan yang telah mereka miliki dengan
pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan ini akan menimbulan rasa percaya
dirisehingga mereka terhindar dari rasa cemas dan takut menemui kegagalan.
2. Penyampaian
Informasi
Penyampaian informasi seringkali
dianggap sebagai suatu kegiatan yang
paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini merupakan salah
satu omponen dari strategi pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan
yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan
penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti. Guru yang mampu menyampaikan
informasi dengan baik, tetai tidak melakukan pendhuluan dengan mulus akan
menghadapi kendala daam kegiatan pembelajaran berikutnya.
Dalam kegiatan ini, guru juga harus
memahami dengan baik situasi dan kondisi yang dihadapinya. Dengan demikian,
informai yang disampaikan dapat diserap oleh peserta didik dengan baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dslm penyampaian informasai adalah urutan
ruang lingkup dan jenis materi.
a) Urutan
penyampaian
Urutan
penyampaian materi pelajaran harus menggunakan pola yang tepat. Urutan materi
yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat konkret
ke hal-hal yang bersifat abstrak. Selain
itu, perlu juga diperhatikan materi disampaikan secara berurutan, misalnya dari
teori ke praktik ke teori. Urutan penyampaian informasi sistematis akan
memudahkan peserta didik cepat memahami apa yang ingin disamapaikan gurunya.
b) Ruang
lingkup materi yang disampaikan
Besar
kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangat bergantung
pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari. Umumnya
ruang lingkup sudah tergambar pada saat penentuan tujuan pembelajaran.
Hal
yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memperkirakan besar kecilnya materi
adalah penerapan teori Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bahwa bagian-bagian
kecil merupakan satu kesatuan yang bermakana apabila dipelajari secara
keseluruhan, dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi.
Atas dasar teori tersebut perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
·
Apakah materi akan
disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil seperti dalam pembelajaran terprogram(programmed
instruction)
·
Apakah materi akan
disampaikan secara global/ keseluruhan dulu baru ke bagian-bagian. keseluruhan
dijelaskan melalui pembahasan isi buku, selanjutnya bagian-bagian dijelaskan
mellui uraian per bab.
c) Materi
yang akan disampaikan
Materi
pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk
pengetahuan (fakta dan informasi terperinci), keterampilan (langkah-langkah,
prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap(berisi pendapat, ide,
saran atau tanggapan) (Kemp, 1977). Merril (1977:37) membedakan isi pelajaran
menjadi 4 jenis, yaitu fakta,konsep,prosedur,dan prinsip. Dalam isi pelajaran
ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlikan strategi
pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis materi pelajaran yang
akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.
3. Partisipasi
Peserta Didik
Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan
belajar. Hal ini dikenal dengan CBSA(Cara Belajar Siswa Aktif) yang
diterjemahkan dari SAL (student activ
training) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih
berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan secara langsung
dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey,
1978:108). Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan dengan
partisipasi peserta didik, yang sebagai berikut:
a) Latihan
dan praktik seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang
suatu pengetahuan,sikap,atau keterampilan tertentu. Agar materi tersebut
benar-benar terinternalisasi(relatif mantap dan termantapkan dalam diri mereka)
maka kegiatan selanjutnya adalah hendaknya peserta didik diberi kesempatan
untuk berlatih atau mempraktikkan pengetahuan,sikap,atau keterampilan tersebut.
b) Umpan
Balik
Segera setelah
peserta didik menunjukkan perilaku sebagai hasil belajarnya, maka guru
memberikan umpan balik(feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan
balik yang diberikan oleh guru,peserta didik akan segera mengetahui apakah
jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan benar/salah,
tepat/tidak tepat, atau ada sesuatu yang diperbaiki. Umpan balik dapat berupa
penguatan positif (baik,bagus,tepat sekali,dan sebagainya), diharapkan perilaku
tersebut akan terus dipelihara atau ditunjukkan oleh peserta didik. Sebaliknya,
melalui penguatan negatif (kurang tepat,salah,perlu disempurnakan,dan sebagainya),
diharapkan perilaku tersebut akan dihilangkan atau peserta didik tidak akan
melakukan kesalahan serupa.
4. Tes
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh
guru untuk mengetahui (a) apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau
belum, dan (b) apakah pengetahuan sikap dan keterampilan telah benar-benar
dimiliki oleh peserta didik atau belum.
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan
di akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses
pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran pelaksanaan tes
juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik.
a) Di
akhir kegiatan belajar setiap peserta didik dapat menyebutkan 4 dari 5 ciri
makhluk hidup dengan benar. Standar keberhasilannya adalah apabila minimal peserta
didik dapat menyebutkan 3 dari 5 ciri makhluk hidup atau tingkat penguasaan
berkisar 80%-85%.
b) Soal
tes objektif dengan 4 pilihan terdiri atas 20 nomor, peserta didik dianggap
menguasai materi apabila ia dapat mengerjakan 80%-85% soal dengan benar.
5. Kegiatan
Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil kegiatan yang
telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam
keyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta
didik yang berhasil dengan bagus atau di rata-rata tingkat penguasaan yang
diharapkan dapat dicapai, (b) peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut
yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.
H.
Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan, mulai dari
yang sangat operasional dan konkret. Persepsi guru atau persepsi anak didik
mengenai sasaran antara serta sasaran kegiatan. Sasaran itu harus diterjemahkan
ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan.
Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu kepada
pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain
untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu sistem belajar mengajar meliputi sejumlah
komponen antara lain tujuan pembelajaran, bahan ajar, siswa yang menerima
pelayanan belajar, guru, metode dan pendekatan, situasi, dan evalusi kemajuan
belajar. Agar tujuan tiu dapat tercapai, semua komponen yang ada harus
diorganisasikan dengan baik sehingga sesama komponen itu terjadi kerjasama.
I.
Konsep
belajar
Banyak definisi para ahli tentang belajar , di
antaranya sebagai berikut:
1. Skinner
(Dalam Barlow, 1985), mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
2. C.T.Morgan
dalam Introduction to Psychology(1962)
merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan
tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
3. Thursan
Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efektif (2002), mengartikan belajar adalah
suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuannya.
Dari
beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya
adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan
aktivitas tertentu. Walaupun tidak semua termasuk kategori belajar. Misalnya,
perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya.
Dalam
belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya,
belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri,
adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam
kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik. Ketika seseorang
anak mendpatkan hasil tes yang bagus tidak bisa dikatakan sebagai belajar
apabila hasil tesnya itu didapat dengan cara tidak benar, misalnya hasil
mencontek.
J.
Konsep
mengajar
Mengajar
merupakan suatu proses yang komplek. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi
dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan,
terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa.
Dalam arti, membutuhkan rumusan yang dapat meliputi seluruh kegiatan dan
tindakan dalam perbuatan mengajar itu sendiri(Muhammad Ali,1992)
Bohar
Suharto(1997) mendefinisikan, mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang
menyenangkan.
Hasibuan
(2000) menyebutkan bahwa konsep mengajar dalam proses perkembangannya masih
dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan.
Pandangan semacam ini masih umum diguanakan di kalangan pengajar. Hasil
penelitian dan pendapat para ahli sekarang ini lebih menyempurnakan konsep
tradisional di atas.
Mengajar
menurut pengertian mutakhir merupakan suatu perbuatan yang kompleks. Perbuatan
mengajar yang kompleks dapat diterjmahkan sebagai penggunaan secara integratif
sejumlah komponen yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk
menyampaikan pesan pengajaran.
Atau
dengan gaya bahasa lain, mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari
komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang
ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswayang memainkan peranan
serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta
sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.
Kedudukan
guru dalam pengertian ini sudah tidak dapat lagi dipandang sebagai penguasa
tunggal dalam kelas atau sekolah, tetapi dianggap sebagai manager of
learning(pegelola belajar) yang perlu senantiasa siap membimbing dan membantu
para siswa dalam menempuh perjalanan menuju kedewasaaan mereka sendiri yang
utuh dan menyendiri.
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapati tujuan
pendidikan tertentu. Jika dicermati pengertian tersebut, maka kita akan
mendapatkan 2 hal yang menjadi pokok bahasan, yang pertama adalah strategi pembelajaran
sebagai rencana kegiatan dalam pembelajaran termasuk pemilihan metode dan
pemanfaatan media atau alat bantu lainnya. Kedua, strategi pembelajaran disusun
untuk mencapai tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang, mulai dari yang
sangat operasional dan konkret yakni tujuan pembelajaran khusus, tujuan
pembelajaran umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional, sampai pada tujuan yang
bersifat universal.
Ada 5 komponen strategi
pembelajaran, yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi,
partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan lanjutan. Komponen-komponen
tesebut harus dilaraskan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain
itu perlu ditunjang pula dengan menggunakan berbagai macam jenis metode, bahan
ajar, materi pembelajaran, pendekatan, teknik dan taktik dalam strategi
pembelajaran.
Secara khusus dalam proses
pembelajaran guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah
dengan masyarakat, pembantu tercapaianya tujuan pembelajaran dll.
Sebaik-baiknya strategi yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dan
penggunaan metode serta bahan ajar yang jelas, tujuan pembelajaran tidak akan
maksimal jika guru tidak memahami aspek pribadi anak didiknya, seperti:
kecerdasarn dan bakat khusus, prestasi sejak permulaan sekolah, perkembangan
jasmani dan kesehatan, kecenderungan emosi dan karaternya, sikap dan minat
belajar, cita-cita, kebiasan belajar dan bekerja, hobi dan penggunaan waktu
senggang, hubungan sosial di sekolah dan di rumah, latar belakang keluarga,
lingkungan tempat tinggal, sifat-sifat
khusus dan kesulitan belajar anak didik. Usaha untuk memahami anak didik ini
bisa dilakukan melalui evaluasi, selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan
perkembangan hasil belajar para siswa kepada kepala sekolah, orang tua, serta
instansi yang terkait.
Pengaplikasian strategi pembelajaran
pada waktu yang tepat, akan menciptakan situasi kelas yang nyaman, tidak
monoton dan tetap interaktif walau kegiatan belajar mengajar di lakukan siang
hari. Antusias peserta didik akan tampak karena penerapan metode pembelajaran
telah disusaikan dengan berbagai faktor yang akan menggangu kelangsungan
belajar, tujuan yang ingin dicapai, materi pembelajaran, dan sudut pandang
siswa serta masih banyak lagi. Kepiawaian
guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran merupakan faktor yang
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar anak.
Daftar Pustaka
Dharman, Surya.(2008).
Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasioal
Fathurrohman, Pupuh & M.Sobry
Sutikno. 2009.Strategi Belajar Mengajar.Bandung:PT
Refika Aditama.
Rohani,Ahmad. 2004.Pengelolaan Pengajaran.Jakarta:Rineka
Cipta.
Sanjaya,Wina.2009.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan.Jakarta:Kencana.
Subana,M.
dan Sunarti.2011.Strategi Belajar
Mengajar Bahasa Indonesia.Bandung:Pustaka Setia.
Uno, Hamzah
B.2007.Model Pembelajaran.Jakarta:PT
Bumi Aksara.
.
0 komentar:
Posting Komentar