Kamis, 21 Februari 2013

Sepenggal Cerita Ku

Terlahir dengan fisik yang lemah, tidak membuat ku pantang menyerah. Ada pernytaan dari seorang kawan "kau be bengek bisa lari 6 keliling apa lagi idak bengek?". Ini bukan masalah stamina broo, walau saya akui stamina turut andil dalam lari 12 menit 1 tahun yang lalu, tetapi yang mampu membuat saya seperti itu adalah semangat.

Hadir di lingkungan gaya militer dan kasih sayang ala guru, membuat saya berkembang dengan cinta kasih dan kedisiplinan. Kedua orang tua selalu memberikan motivasi baik secara lisan ataupun tindakan sehari-hari. Ibu saya sudah bangun jam 4 subuh, solat tahajud langsung masak untuk suami dan anak-anak tercinta. Dan kegiatan ini dilkukan hampir setiap hari. Saya akui, belum sanggup untuk meniru beliau.

 Pesan yang paling saya ingat adalah "lebih baik kita menunggu dari pada kita ditunggu", sebuah motivasi menghargai waktu, dan saya mulai belajar untuk menerapkannya dipergaulan sehari-hari, walaupun tidak jarang pula saya yang telat. Pesan-pesan semasa kecil dulu, kini mulai saya rasakan, dan tidak jarang saya sampaikan kepada sesama.

begitupun dengan Ayah, dia sama seperti saya... Sakit-sakitan, tapi kalu lagi sehat, waawwww,, fisiknya luar biasa. Beliau pernah mengankut kubis dari kebun yang cukup jauh, dengan rute jalan turun dan tanjakan, yang lebih wah lagi itu dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Saya akui, beliau adalah orang yang sangat pengertian, walau terkadang saya merasakan beliau kurang pandai dalam mengungkapkannya. Tapi saya sangat menghargai beliau, mencintai beliau, dan saya perlu lebih belajar "makna kehidupan" kepada beliau. Kehilangan ayah membuat saya belajar mengantikan beliau di lingkungan masyarakat. Walau beliau tiada, warga sekitar tetap menghargai ayah, yang memang semasa hidupnya dekat dengan warga. Saya pun yang awalnya kuper mulai belajar bergaul, bersilahturahmi dengan orang yang jauh lebih tua dari pada saya. Hal ini membuat saya merasa berpikir dewasa sebelum usiannya.

Ayah adalah orang yang pantang menyerah, ketika kondisi tubuhnya belum sehat karena berbagai komplikasi penyakit. beliau masih memikirkan jadwal piket malam. Ayah nekat, sorenya dengan baju loreng kebesaran TNI, beliau berangkat dengan kawan piketnya. Selesai solat magrib, ada telepon masuk di hp ibu. Ternyata eh ternyata si penyakit bapak kambuh,, kalu tidak salah berlima kami menjemput bapak di KODIM terminal Simpang Nangka. Saya cuma bisa nyeletuk,, "nah, akhirnya ngerepoti orang lagi kan..". Tapi disanalah letak kebodohan saya, saya mengambaikan posisi bapak yang masih memiliki ikatan, tanggung jawab dengan pakaiannya.Saya berpikir tidak pernah berpikir, "apa yang saya lakukan, jika saya adalah beliau?"

Pesan yang paling saya ingat dari seorang bapak adalah "kerjakan lah tugas sampai selelsai, jangan pernah ditunda". Kejadiannya sederhana, hanya karena saya capek membersihkan pelafon rumah, saya mengeluh "pak besok be lanjutakan, lebarang masih 3 hari lagi". dengan sedikit meninggikan nada, beliau menegur. Dan  alhasil kerjaan selesai pada hari itu. Terkadang manusia membutuhkan sedikit paksakan dalam bekerja. :)

Saya memang penyakitan, bahkan saya pernah 14 hari gak masuk sekolah, sekolah dengan celana panjang waktu SD, keliling kota malam-malam mencari dokter spesialis anak, bolos sekolah karena meriang, ujian dengan alergi, bengek yang menyiksa dll.. Olah raga yang saya sukai pun saya rutin melaksanakannya setelah SMP. karena pada saat SD, setiap lelah, capek, angin, minum es, bengek saya langsung kambuh..

Kini saya belajar menikmati semua itu,,,

Hidup saya tidak terlepas dari berbagai penyakit dan saya masih yakin, penyakit-penyakit tersebut, masih ada di dalam tubuh ini.. tapi ada satu hal yang akan saya perjuangkan, yaitu SEMANGAT.. :)

Terima Kasih kepada Allah, yang tetap memberikan udaranya untuk saya hirup, sel-sel ciptaan-Mu bekerja sebagaimana mestinya, Terima Kasih ya Allah..

0 komentar:

Posting Komentar